Prinsip Pemberian Obat
Farmakologi adalah ilmu tentang obat-obatan yang berkaitan dengan interaksi molekul kimia atau zat kimia apapun yang dapat menghasilkan respons biologis. Farmakologi meliputi dua bagian, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik.
1. Farmakokinetik, adalah ilmu yang mempelajari bagaimana perjalanan obat agar dapat digunakan dan masuk ke dalam tubuh secara efisien, sehingga mampu mengatasi kondisi kesehatan secara optimal. Obat harus didesain sedemikian rupa agar ketersediaan obat di jaringan sel tidak berubah akibat kondisi tubuh atau fisiologis, juga agar obat bertahan lama sehingga reseptor pengganggu dapat berhenti diproduksi oleh tubuh.
2. Farmakodinamik, adalah ilmu yang mempelajari tentang cara kerja obat yang sudah didesain untuk mencari target seluler yang sesuai dan spesifik.
Terdapat lima hak pemberian obat yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Pasien yang tepat (right patient), dimana apoteker harus tau bagaimana kondisi fisiologis dan penyakit apa ang diderita oleh pasien, sehingga terdapat kesesuaian terhadap obat apa yang harus diberikan oleh apoteker kepada pasien.
2. Pengobatan yang tepat (right medication), dimana kita harus tau dengan metode pengobatan apa yang tepat dan sesuai dengan pasien, seperti mengonsumsi obat dengan cara diminum atau dikunyah.
3. Dosis yang tepat (right dose), dimana apoteker harus memastikan dan memberikan dosis obat yang tepat dan benar pada pasien, sehingga obat tidak menimbulkan efek samping.
4. Rute pemberian yang benar (right route of administration), dimana kita harus berhati-hati agar dapat memberikan obat yang benar dan dapat memberitahu apakah obat sudah diberikan melalui jalur yang tepat, seperti melalui mulut atau dengan injeksi saluran pembuluh darah.
5. Waktu pengiriman yang tepat (right time of delivery), dimana kita harus memberitahu pasien, kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsi atau memakai obat tersebut, sehingga didapatlah khasiat dari obat tersebut. Misalnya, mengonsumsi obat 30 menit sebelum makan atau 1 jam sebelum tidur.
bagaimana cara kerja obat apabila tidak terdapat reseptor?
BalasHapusbagaimana jika dalam suatu kasus, apoteker malah salah memberikan obat sehingga memperparah penyakit pasien tersebut?
BalasHapusmengapa harus terdapat perbedaan dosis dan efek samping obat pada tiap individu yang berbeda?
BalasHapus